Pertumbuhan dan Kualitas Laba
Apa yang pertama kali Anda perhatikan
saat membaca laporan keuangan? Bisa kami pastikan bahwa laba adalah bagian
pertama yang Anda cari dan baca di laporan keuangan.
Laba adalah keuntungan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Tidak peduli berada di industri
manapun, laba adalah ukuran utama dalam menentukan suatu perusahaan tergolong
menghasilkan keuntungan atau tidak, bertumbuh atau tidak. Jika laba perusahaan
tercatat negatif, artinya perusahaan mengalami kerugian dan modalnya jelas
berkurang. Dan jika perusahaan tercatat menghasilkan keuntungan maka modal
perusahaan bertumbuh karena laba perusahaan akan masuk ke dalam ekuitas
perusahaan sebagai tambahan modal dari hasil usaha.
Laba perusahaan juga mengindikasikan
bahwa perusahaan dikelola dengan baik atau tidak oleh manajemen. Jika laba
meningkat maka indikasinya adalah manajemen berhasil dalam menjalankan roda
bisnis perusahaan sebaliknya ketika laba perusahaan tercatat negatif maka
indikasinya adalah manajemen gagal dalam menjaga kinerja perusahaan.
![]() |
Laporan Laba Rugi TLKM Kuartal II 2017 |
Jika Anda telah terbiasa
membaca laporan keuangan, maka Anda akan mendapati beberapa perusahaan yang
mencatatkan kerugian padahal mayoritas perusahaan diindustri yang sama
mencatatkan keuntungan. Dan ini patut di perdalami, apakah terjadi masalah pada
bisnisnya atau terdapat beban yang mengambil banyak bagian (mengurangi) dari
hasil pendapatan perusahaan. Jika yang membuat laba menurun atau tercatat rugi
karena beban yang membesar, maka perlu dicari sumber terbesar dari beban
tersebut.
Setidaknya ada beberapa cara
perusahaan dalam meningkatkan laba, diantaranya :
1. Meningkatkan penjualan
2. Efisiensi
3. Ekspansi
4. Akuisisi
Jika Anda mendapati
perusahaan yang penjualannya (pendapatan) meningkat dan laba bersihnya pun
meningkat, maka ini adalah kabar baik karena perusahaan mampu menjalankan
rencana bisnisnya dengan baik. Kemudian jika Anda mendapati laba perusahaan
meningkat karena perusahaan melakukan efisiensi, maka ini baik untuk investor. Dan
jika Anda mendapati laba perusahaan meningkat karena ekspansi, itu artinya
ekspansi perusahaan tergolong sukses.
Lalu manakah yang paling bagus dari keempat tersebut?
Tidak ada ukuran pasti,
karena ketiganya bertujuan untuk meningkatkan laba. Tapi jika Anda bertanya
kepada kami mana pilihan kami? Maka jawabannya adalah efisiensi. Kenapa demikian?
Meningkatkan penjualan adalah
hal yang baik yang artinya bahwa perusahaan yakin jika penjualan produknya
masih lebih besar lagi dengan melihat katakanlah pangsa pasarnya yang masih
terbuka lebar. Namun perlu diketahui bahwa upaya meningkatkan penjualan maka
meningkat pula beban penjualannya. Seperti biaya promosi, biaya produksi, dll.
Jika beban-beban ini yang melekat pada penjualan turut meningkat maka
pertumbuhan laba bisa saja tidak tercapai, bahkan bisa mengalami penurunan. Kemudian
ekspansi juga baik namun tidak ada kepastian, karena ekspansi itu adalah upaya
memperluas usaha dan karena ekspansi ini adalah usaha “baru” (maksudnya bukan
usaha yang benar-benar baru, melainkan kapasitas yang baru, dan sebagainya)
maka tidak ada kepastian apakah ekspansi ini akan berhasil atau tidak. Lain halnya
jika perusahaan melakukan efisiensi. Jika perusahaan melakukan efisiensi maka
perusahaan akan mengurangi biaya-biaya yang bisa dipotong (dikurangi, karena
dinilai terlalu besar dan tidak berhubungan langsung dengan produksi).
Dalam efisiensi, perusahaan
telah memiliki pangsa pasar/tujuan penjualan yang tetap (tidak berubah dengan
tahun lalu) atau tidak menambah perluasan usaha dan ini bisa diperkirakan oleh
perusahaan. Sehingga efisiensi bisa dilakukan dengan tidak mengganggu proses
produksi.
Sedangkan akuisisi memberikan
ketidakpastian dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memberikan dampak
secara langsung terhadap laba. Bagaimana mungkin akuisisi pada bulan Januari langsung
terasa di bulan februari pada tahun yang sama? Dan risiko akuisisi lainnya
adalah tidak cermatan manajemen dalam memilih perusahaan yang diakuisisi. Contohnya
perusahaan batu bara mengakuisisi perusahaan perbankan. Adalah lebih baik bila
perusahaan batu bara mengakuisisi perusahaan perkapalan untuk integrasi
pengangkutan batu bara atau mengakuisisi perusahaan kontraktor tambang. Maka dengan
ini perusahaan akan memiliki nilai lebih karena memiliki rantai bisnis yang
baik dan bisa menekan biaya yang timbul dari produksi.
Bagaimana dengan kualitas laba? Pentingkah?
Jelas sama pentingnya dengan
pertumbuhan labanya. Coba Anda perhatikan laba SSIA pada kuartal II 2017, jika
hanya melihat pertumbuhan labanya pasti Anda kagum dan berkata “ inilah saham
fast grower, keren pertumbuhannya”. Tapi coba Anda cari lebih dalam darimana
asal laba sebesar itu. Dan Anda akan temui bahwa laba SSIA ternyata berasal
dari penjualan tol kepada Astratel Nusantara dan bukan dari bisnis intinya (Anda
bisa baca ulasannya disini). Kemudian coba Anda perhatikan laba TLKM, bagaimana dengan kualitas labanya? Laba TLKM
pada kuartal II tumbuh 23% dan murni dari bisnis utamanya, dan jelas TLKM jauh
lebih baik dilihat dari kualitas labanya.
Jadi janganlah heran jika Anda
melihat sebuah saham labanya naik namun harga sahamnya tidak kunjung naik. Perlu
Anda baca lebih dalam laporan keuangannya, apakah ada hal yang mengganjal
ataukah tidak. Selain kualitas laba, Anda juga perlu mengecek sumber terbesar
dari laba atau yang memiliki persentase paling tinggi yang berkontribusi
terhadap total pendapatan. Misal kita lihat AISA, AISA ini memiliki lini bisnis
beras dan food. Dan beras memberikan
sumbangsih terbesar terhadap seluruh pendapatan perusahaan. Jadi tidaklah heran
ketika AISA mengalami kasus penggerebekan gudang berasnya beberapa waktu lalu dan
harga sahamnya langsung bereaksi. Bagaimana dengan labanya di kuartal II? Jelas
turun.